Home
Dibutuhkan, Green Entrepreneurship

Dibutuhkan, Green Entrepreneurship

SURABAYA Green entrepreneurship alias kewirausahaan yang berorientasi pada kelestarian lingkungan, diyakini akan menjadi tuntutan di masa mendatang. Ini terkait semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap berbagai produk ramah lingkungan.

”Persoalan banjir, penggundulan hutan, dan berbagai bencana membuat banyak orang kini sadar perlunya lingkungan yang baik. Hal ini menyimpan potensi dalam kewirausahaan, yaitu menjual produk yang bisa menekan kerusakan yang ada,” ungkap Founder Ciputra Group, Ciputra, saat media gathering jelang wisuda perdana Universitas Ciputra (UC) kemarin.

Menukil tulisannya sendiri dalam buku Ciputra Quantum Leap, pria yang akrab disapa Pak Ci ini menyatakan entrepreneurship menekankan adanya prosperity atau kemakmuran dalam perjalanannya. Namun, saat ini entrepreneur tidak bisa sekadar mengubah bahan mentah menjadi sebuah barang untuk kemudian dikomersialkan.

Ada nilai tambah yang bisa dibawa untuk bisa bersaing. ”Entrepreneur harus bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik. Pro-prosperity dan pro-environment. Itulah yang saya tulis dalam bab Dari Kotoran Menjadi Emas, contoh sederhananya,” papar Pak Ci.

Lebih rinci, aplikasi green entrepreneur ini dijelaskan oleh Research and Development Manager Ciputra Group Venny Chandra. Mencontohkan pada beberapa proyek properti yang sedang dikerjakan grup ini, Venny memaparkan, setidaknya ada dua hal penting yang harus dipenuhi agar bisa menjadi produk yang ramah lingkungan. Doktor lingkungan lulusan University New South Wales ini menyatakan yang pertama adalah efisiensi operasional.

Kedua, sustainability (keberlanjutan). Untuk yang pertama, telah diterapkan di salah satu gedung di bilangan Ciputra World Jakarta, yakni pemakaian kaca khusus untuk menekan efek munculnya gas tertentu dan disediakannya sistem daur ulang air. Sementara itu, untuk sustainability, penggunaan natural lighting dan natural ventilator sebagai salah satu aplikasi. Hal ini merupakan salah satu cara penghematan energi. ”Bahkan secara sosial, hal ini bisa membangkitkan kedekatan dalam pergaulan di lingkungan tersebut,” tuturnya.

Pak Ci menambahkan, masih dibutuhkan akselerasi untuk memunculkan para entrepreneur baru di Indonesia. Pasalnya, saat ini baru 0,18 persen penduduk yang menjadi entrepreneur. Ini jauh dari angka minimal ideal sebuah negara untuk maju dan mandiri, yaitu dua persen atau baru sekira 400 ribu orang saja. Jauh tertinggal dari AS yang sudah mencapai 13 persen atau Singapura yang mencapai tujuh persen. ”Karena itu, kami membuat UC ini. Sebuah universitas yang memiliki visi membentuk entrepreneur-entrepreneur baru,” tuturnya.

Pada 25 September mendatang, UC akan melakukan wisuda pertamanya. Sebanyak 145 orang akan diwisuda, sekira 103 orang di antaranya sudah memiliki usaha sendiri. Sementara, lima belas orang meraih Best Entrepreneur Awards dan lima lainnya meraih nilai akademik cum laude dan magna cum laude.

Sumber: http://kampus.okezone.com

Leave a Comment