Puncak yang paling mengesankan dari proses panjang meraih gelar sarjana adalah pengerjaan tugas akhir. Tugas akhir, yang biasanya akrab di telinga dengan nama “skripsi” bagi calon peraih gelar S1, adalah karya ilmiah yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dengan bimbingan satu atau dua orang dosen. Karena pengerjaan skripsi ini adalah langkah terakhir sekaligus terpanjang sebelum mahasiswa memindahkan tali di topi toga, pengalaman yang didapat pasti campur aduk. Ada rasa senang, sedih, semangat, pusing, rasa ingin menyerah, dan lain-lain.
Untuk membuat skripsi yang memenuhi standar harus melalui proses yang tidak sedikit. Beberapa tahap harus dilalui yang umumnya dimulai dari pengajuan judul, seminar proposal, penelitian, seminar hasil penelitian, bimbingan, sidang hasil akhir di mana mahasiswa harus mempertanggungjawabkan skripsinya, hingga penulisan jurnal.
Dalam proses yang cukup menguras waktu dan tenaga itu, hambatan yang dihadapi pun bermacam-macam. Mulai dari dosen yang sulit ditemui, referensi yang sulit dicari, hingga masalah teknis seperti komputer yang mendadak disfungsi, atau file skripsi terserang virus komputer. Selain itu yang tak kalah penting, biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan satu skripsi tidaklah sedikit. Misalnya mulai dari pengajuan judul, seminar proposal, bimbingan, sidang skripsi, cetak hasil akhir.
Semua kegiatan tersebut menghabiskan kertas yang tidak sedikit, ditambah biaya mencetak dan tambah parah kalau bimbingannya tidak kunjung selesai, cetak revisi, biaya seminar, biaya penelitian, biaya sidang dan embel-embel lainnya.
Namun tak perlu khawatir, beberapa cara ini mungkin bisa membantu Sobat FoKus untuk menghemat anggaran skripsi.
Hal yang paling mendasar ketika kita ingin melakukan penelitian skripsi hendaklah kita melakukan penelitian terhadap sesuatu yang kita pahami. Lakukan riset terlebih dahulu terkait apa-apa yang dibutuhkan oleh penelitianmu. Pastikan artikel, jurnal, atau buku-buku yang akan dijadikan referensi dalam pembuatan skripsi mudah didapatkan dan harganya terjangkau.
Tidak lucu jika di tengah jalan tiba-tiba harus mengganti judul karena merasa tidak sanggup melanjutkan penelitian karena tidak paham atau mulai mengeluh karena buku-buku yang akan dijadikan sebagai referensi harganya selangit dan sulit didapat.
Jika hal itu benar-benar terjadi, tidak hanya boros biaya namun juga boros waktu.
Umumnya ketika melakukan penelitian skripsi, mahasiswa sudah melakukan magang atau praktik lapangan terlebih dahulu di semester sebelumnya. Nah, jangan lewatkan kesempatan untuk melakukan penelitian dan magang dalam waktu bersamaan hal ini akan menghemat waktu dan tentunya juga menghemat biaya.
Biaya penelitian untuk mengambil data di lapangan tidaklah sedikit. Ketika kita mengambil data di lapangan kita akan berhadapan dengan responden, izin penelitian yang berbelit-belit, tempat yang akan dimintai data tidak ramah atau malah cenderung pelit informasi yang kita butuhkan.
Setidaknya di tempat magang yang pernah kita tempati, kita bisa mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di sana dengan mudah. Terlebih setidaknya sudah ada beberapa orang-orang yang tepat yang dikenal sebagai penyedia data sekaligus narasumber yang dibutuhkan.
Namun perlu diingat, jika ingin menjadikan tempat magang sebagai menjadi tempat penelitian haruslah didahului dengan riset mengenai judul penelitian sebelum melakukan magang, agar bisa memilih tempat magang yang tepat!
Karena skripsi ini harus dibuat dalam bentuk fisik, apa lagi yang paling dibutuhkan jika bukan kertas dan tinta printer.
Jika dikalkulasi, sebenarnya mencetak di tukang fotocopy tidak memperhemat atau menguntungkan dibanding membeli printer sendiri. Banyak keuntungan ketika kita menggunakan printer sendiri, misalnya tidak perlu mengantre, tidak perlu takut flashdisk terkena virus, tidak perlu terburu-buru, dan bisa santai mengedit hasil skripsi.
Namun yang paling penting dari semuanya, adalah menghemat ongkos. Jika mempunyai printer sendiri, maka tidak perlu takut akan dikenakan biaya berbeda ketika mencetak yang berwarna atau masih dikenakan biaya ketika salah cetak. Menggunakan printer sendiri biayanya hanya terasa di awal pembelian, seperti printer, kertas, dan tintanya. Selebihnya, tak akan terlalu terbebani soal biaya cetak dan fotokopi!
Ketika kamu mencetak draft bimbingan dan salah, kertas bekas paper, makalah dsb menumpuk jangan terburu-buru dibuang. Kamu bisa menggunakan kembali kertas tersebut untuk bimbingan skripsi, gunakan kembali sisi belakang kertas yang masih kosong. Hal ini cukup meringankan pengeluaran biaya untuk pembelian kertas selama pengerjaan skripsi.
Tapi barangkali hal ini juga perlu didiskusikan dengan dosen pembimbingmu. Karena ada dosen yang tidak menghendaki membaca draft yang dicetak dalam kertas bekas.
Di era yang serba modern ini, teknologi adalah kendaraan yang dapat diandalkan untuk mengerjakan sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain meskipun dalam jarak jauh. Internet mudah diakses di mana saja dengan biaya yang terjangkau bahkan gratis, sehingga tak sedikit yang mulai melakukan kuliah secara online.
Kuliah satu kelas saja bisa online, apalagi jika hanya bimbingan man to man. Jika dosen berkenan, maka mahasiswa dan dosen bisa berkirim draft melalui e-mail. Selain hemat kertas, kamu juga bisa memeriksa hasil bimbinganmu di mana saja dan kapan saja tanpa harus membebani punggungmu dengan laptop dan tumpukan kertas yang tidak ringan itu.
Oleh karena itu, ada baiknya ajukan tawaran ini pada dosen. Siapa tahu, Sobat FoKus bisa menghemat biaya, tenaga, dan waktu karena tak harus mencetak dan bertatap muka.
Nah, itu tadi tips hemat biaya pengerjaan skripsi. Selain meminimalisasi pengeluaran untuk kertas, Sobat FoKus juga berpartisipasi dalam agenda go green lho. Selamat mencoba dan semoga lancar skripsi!
Sumber: https://infokampus.news/pengerjaan-skripsi-hemat-kertas/
Leave a Comment